Tim Jokowi Yakin Rhoma Sebar Fitnah

Tim Jokowi Yakin Rhoma Sebar Fitnah

\"\"JAKARTA- Tensi persaingan dalam pilgub DKI makin panas. Tim sukses Jokowi-Ahok menuding ada unsur fitnah dalam ceramah Rhoma Irama di Masjid Al Isra, Tanjung Duren, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu terkait dengan cagub yang diusungnya. \"Ketika beliau melakukan fitnah, ketika beliau melakukan penghasutan, akan terjadi begini begono, itu bagian dari negara. Kalau fitnah ini, ini pidana umum,\" kata Denny Iskandar, anggota tim kampanye Jokowi-Ahok di Kantor Panwaslu DKI, kemarin (8/8). Denny menyatakan sudah menyaksikan video rekaman ceramah Rhoma yang kontroversial. Menurut dia, ada beberapa nasihat Rhoma yang mengatasnamakan ayat kitab suci, namun keliru. Kekeliruan tersebut dianggap sebagai fitnah oleh tim Jokowi-Ahok. \"Memang ada bagian dalam Alquran mengatakan, kau sebutlah nanti pada saat pemilu nanti, orang tuanya itu nonmuslim. Itu kan nggak ada dalilnya. Yang ada dalilnya kan berbanyak-banyaklah berbuat baik,\" papar Denny. Atas ceramah tersebut, tim Jokowi-Ahok berharap, Rhoma mau menyampaikan maaf. Namun, sambung Denny, timnya tidak akan memaksa apabila Rhoma menolak untuk meminta maaf. \"Jadi, ya saya kembalikan lagi ke Bang Rhoma. Tapi, kalau Bang Rhoma menganggap itu tidak salah, iya apa boleh buat. Kami tetap datang memaafkan, apa pun kejadiannya,\" ujar Denny. Rhoma telah diperiksa Panwaslu DKI karena ceramahnya di Masjid Al Isra, Tanjung Duren, dilaporkan sebagai kampanye berbau SARA. Rhoma diadukan pasangan cagub Jokowi-Ahok. Namun, Rhoma membantah bahwa ceramahnya merupakan kampanye yang dipesan salah satu pasangan calon gubernur. Dia mengaku hanya menjalankan kewajibannya sebagai seorang ulama. Pada bagian lain, dua partai berbasis massa Islam, PKB dan PPP, memberikan pembelaan untuk Rhoma. Sekjen DPP PKB Imam Nahrawi mengingatkan, panwaslu harus berhati-hati dalam menangani kasus tersebut. \"Kami berharap, masalah ini dilihat secara jernih dan saling menghormati sampai panwaslu benar-benar memutus secepat-cepatnya dan sejujur-jujurnya,\" kata Imam, kemarin. Menurut dia, kehati-hatian panwaslu penting karena selain sebagai seniman, Rhoma adalah seorang mubalig. Sebagai pendakwah, lanjut dia, wajar kalau dalam penyampaian di depan jamaahnya di sebuah masjid, yang bersangkutan menyitir ayat Allah ataupun hadis-hadis Nabi. \"Saya tidak tahu, kalau hal ini dipersoalkan, apakah tempat-tempat agama lain harus pula direkam dan dijadikan alat untuk menjerat seseorang,\" sesalnya. Terkait dengan materi ceramah yang dianggap menguntungkan kandidat tertentu dan merugikan kandidat lain dalam lanjutan putaran kedua pilgub DKI, Imam menyatakan bahwa hal itu juga harus dilihat secara fair. Harus diingat, Rhoma juga merupakan warga negara. \"Dia punya hak yang sama untuk menentukan pilihan politiknya, termasuk menyampaikan itu kepada jamaah atau pengikutnya,\" jelas Imam. \"Saya minta kepada semua pihak, jangan memolitisasi, apalagi mengomentari dengan kata-kata kotor, kepada Bang Haji Rhoma karena apa pun beliau punya umat dan jamaah yang sangat mencintainya,\" imbuhnya. Di tempat terpisah, Ketua DPP PPP Arwani Thomafi menilai, pemanggilan Rhoma oleh Panwaslu DKI merupakan upaya kriminalisasi terhadap para mubalig. Peristiwa tersebut, menurut dia, mengingatkan publik pada masa-masa kelam di era Orde Baru. Pada era tersebut, peran negara menjadi lembaga sensor terhadap setiap materi ceramah yang akan disampaikan ke publik. \"Bedanya, saat ini pihak-pihak yang mengatasnamakan publik menjadi alat sensor dan penekan kepada para mubalig. Cara-cara ini harus ditolak,\" tegas Arwani. (dil/dyn/c7/agm)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: